Monday, July 21, 2014

Dusk, Rain and Little wishes

Waktu itu entah tanggal 6 atau 7 di bulan mei, baru pulang ngampus terpaksa harus berteduh dulu di halte TM di Jl. Demang Lebar Daun di depan Rs. Siti Khadijah. Gara-gara hujan yang awet dan rumah yang masih jauh, aku ikhlas banget nunggu lama-lama disana.
Ga sendiri sih, tapi banyak juga pengendara motor lain ikut berteduh yang kayaknya siswa/i keperawatan, sepertinya mereka baru pulang juga.
Udah lebih dari setengah jam, hujan masih ga berenti-berenti malah semakin deras aja. Rasanya udah lama kota ini ga diguyuri hujan, karena biasanya disini panas terik kayak punya sembilan matahari.
Iya kota ini telah berbeda, rasanya ketika aku masih SMA pun kota ini masih sejuk... Hmm.

Satu-persatu orang pun meninggalkan halte ini dan mulai menerobos gerimis yang lumayan reda. Aku pikir juga sampai kapan harus nunggu hujan ini benar-benar berhenti, lagipula untuk pulang ke rumah walaupun ntar kebasahan juga kan ga apa-apa...
Dan hingga akhirnya benar-benar aku menjadi orang terakhir yang berteduh disana, tetapi ketika aku hendak beranjak pun dari arah lain terlihat seorang anak laki-laki yang berlari-lari kecil menuju halte ini.
Benar-benar anak ini telah menarik perhatian ku hingga aku memutuskan untuk duduk kembali.
Jadi tinggallah kami berdua di halte itu.

Seorang anak laki-laki yang memakai seragam SD, memakai sendal jepit yang kebesaran, dan membawa sedikit tumpukan koran untuk dijual yang tak luput kebasahan karena derasnya hujan.
Seorang anak yang cuek yang ntah sedari kapan tak sadar kalo aku memperhatikannya.
Ditaruhnya koran-koran tadi tak jauh dari tempat ku duduk. Kemudian dia berbalik ke arah ujung halte membelakangi ku. Yang aku lihat dia menyentuh air hujan yang jatuh dari atas atap pelindung halte sambil pandangannya lurus pada jalan raya yang ada di depannya. Kemudian dia berbalik lagi melihat korannya yang kebasahannya, dengan sesekali memeluk tubuhnya sendiri yang kedinginan.
Tak lama hingga akhirnya dia sadar dengan keberadaanku...

"Ayuk, korannyo yuk..."

Melihat koran basah yang disodorkannya, dengan refleks aku bilang tidak usah padanya.
Sambil memberinya sejumlah uang yang tentu tak seberapa, aku sedikit bertanya tentang sekolahnya yang rupanya tak jauh dari sana.
.
.
.
Hari semakin sore, akhirnya aku harus benar-benar segera pulang dari sana,
Dengan rasa sesal karena ga kepikiran untuk bertanya siapa namanya...

Anak itu memiliki mata yang sendu namun berbinar, sepertinya dia kelak menjadi lelaki tangguh dan kuat :)

Saturday, January 11, 2014

Fiksi mini

Bunga layu  “Lihatlah ternyata dia potong rambut!”  “apaan sih!”

Topeng “Cepatlah berdiri atau dia akan lebih marah!”  “Tunggu, tinggal satu batang rokok ini”

Buta – “Aku tak butuh saranmu!”  “Aku menyerah, kau sedang jatuh cinta”

Bayangan – “Pilih sahabat atau kekasihmu?”  “Aku mengenalnya lebih lama”

Pencari Tuhan “Berhentilah bicara!”  “Aku ingin masuk surga dulu baru mati!” 

Friday, January 10, 2014

Panutan

Dulu aku seorang pendongeng puteri bulan di kala hujan
Di ruang tengah rumah kayu, dikelilingi 2 anak perempuan
Duduklah kami di bawah mesin jahit mengayunkan badan
Tak pernah tergantikan tas biru muda selempangan

Dulu aku seorang penyair di celah dinding
Merangkai lirik bersama pijakan diatas sofa
Memainkan operet sendiri dengan panggung bayangan 
Adalah aku, tokoh utama yang berteman khayalan

Dulu aku seorang penulis cerita puteri kerajaan
Mencipta huruf ajaib melampau dua garis
Tak pernah lengkap tiang-tiang kisah lain
Hanya senang membuat banyak nama anak kecil

Sunday, December 22, 2013

dan kopi?

Kemarin aku nemuin lagi sebuah bacaan yang bertemakan "Hujan dan Kopi
dan ternyata emang ada banyak sekali tulisan-tulisan yang memiliki tema yang sama.
Sepertinya dalem banget yaa makna perumpamaan dan perpaduan benda-benda itu..
Tapi sekarang aku ga akan beranalogi tentang hujan dan kopi juga,
Kalo soal beginian payah banget sihh hha


Gini tinggalin soal hujannya, karena ada yang ngingetin aku tentang kopi...
-
-
Intan dan Kopi ♡♡♡


Kala itu di semester duaa...
Dua mahasiswa semester awal yang masih nurutin aturan
Dua wajah tanpa dosa yang belum tau apa-apa
Dua pemikir yang masih transparan dan tidak dalam
Dua anak manusia itu bernama nisa dan intan...

Kala itu di semester duaa...
Ketika jati diri mahasiswa mereka sedang diuji
Dimulainya dalam bayang-bayang dasar agronomi...
Tak berdaya terseret dalam kilo laporan
Pergi pagi membawa cinta, pulang malam membawa beban

Kala itu di semester duaa...
Intan bertanya pada nisa...
Apa yang dia lakukan supaya tangguh bermalam laporan.
Hingga dijawab nisa, dia hanya minum kopi-kopian...

Kala itu di semester dua
Hingga datang hari intan melabrak nisa...
Atas pembuktian dari sarannya yang dianggap rusak...
Kepalanya pusing, laporan pun tak terselesaikan..
Nisa bertanya emang apa yang sudah dia lakukan...

Kala itu di semester dua...
Ternyata malam itu intan minum kopi hitam
Seperti kopi hitam untuk bapak-bapak yang suka begadang sambil main gaplek di pos satpam.
Padahal nisa minumnya kopi-kopian mocha dari sachet-tan...
Jadi salah kopi, nisa, atau intan???


Wednesday, December 18, 2013

Ke sekolah binaan


Sabtu, 9 November 2013

Pada waktu itu giliran aku, dita, asni, fitri, aulia, ria, kak kholik dan kak andy mengisi kegiatan sekolah binaan di Desa Tanjung Baru, Indralaya Utara. 
Disana aku dan Asni kebagian membimbing kelas 3 SD.
Untungnya untuk minggu ke tiga ini materi yang akan diberikan yaitu belajar menyanyi Bahasa Inggris....
Pada waktu itu yang menjadi lagu pilihan yaitu Twinkle Little Star.

Aku pikir ini akan sangat mudah hingga akhirnya kami berdua harus menerima kenyataan kalo anak-anak kelas 3 disini belum diajarkan bahasa inggris dan bahkan mereka tak pernah sekalipun mendengar lagu twinkle little star itu -_-
Tapi giliran lagu yang suka ada di YKS cessar mereka tau banget, ditambah pula ketika saya baru dateng ke kelas itu langsung ditawarin pantun sama seorang bocah, pantunnya bener-bener ga sesuai sama usia mereka, masih mending nyambung ini malah engga, langsung deh suasana langsung "krik-krik" karena aku sukses dibikin bengong.
Haha anak-anak di kelas ini masih terlalu polos dan sangat mudah untuk dipengaruhi.

Kami mengajarkan lagu tadi kepada mereka dengan perlahan walaupun ada yang nyebut "mingkel-mingkel" dan ada juga yang nyebut "mengkel-mengkel"
Nah ternyata anak-anak kelas 1 pada ngintip di depan pintu, makanya kami suruh masuk sekalian aja untuk diajarkan nyayi bareng. 
Sudah bisa langsung bisa ditebak, suasana di kelas pada waktu itu langsung rusuh dan gaduh.

Terus beberapa anak laki-laki kelas 3 dengan wajah serius teriak kayak gini ke aku :

Ayuuuuuuuuk dak usah diajak budak itu, nakal nian dio tuh! suruh keluar bae yuuuukkk....
(sambil menunjuk seorang bocah laki-laki kelas 1 paling mungil yang sangat percaya diri membajak kursi paling belakang)

Aku pikir ga akan apa-apa, makanya ga terlalu ambil pusing..
Hingga puncaknya ketika lagi sabar-sabarnya mengajar nyayi, bocah mungil bermata coklat tadi membuat kericuhan dengan mengganggu anak-anak yang lain...
yang cewek dicubitin, yang cowok ditabrak nya -_-
Asni langsung ngegantiin aku buat ngajar lagi, terus aku nyamperin bocah tadi yang masih membuat keributan di belakang.

Sementara Asni mengajar nyanyi di depan, aku kepung aja anak tadi dibelakang...
Badannya kecil pake tas punggung yang besar
Bener-bener deh anak itu udah kayak mister Bean!!!
Aku ga pernah denger dia ngomong sedikit pun, hanya rengekan-rengekan kecil yang keluar dari mulutnya... ditambah senyum pecicilan nakal khas anak kecil itu,
duuh ini anak siapaa, bener-bener pengen saya masukkin dalem karung
Kata anak-anak yang lain sih namanya "Ipan"

Kerja keras banget mengambil hati anak ini supaya bisa dibikin diem 
Hatinya sih dapet hahha iyalah nisyaaa...
Sampai akhirnya hanya aku yang boleh periksa isi tas sama bukunya...
Waktu aku liat di sampul bukunya ada tulisan "Muhammad Aidil", terus aku nanya sama anak-anak yang lain siapa M. Aidil itu dan ternyata nama itu ialah nama Ipan sendiri
Ohmaiigaddd atas dasar apa "Muhammad Aidil" mempunyai nama panggilan "Ipan" :")

Kemudian ada anak laki-laki kelas 3 yang pengen nyoba liat isi bukunya tapi langsung dijedotkan kepalanya ke tembok oleh si Ipan ini...
Aku yang liatnya langsung shockk, aku langsung ngusap-ngusap kepala anak yang dijedotin kepalanya oleh si Ipan tadi.. Bukannya malah nangis, anak yang jadi korban itu malah ketawa -_-
Ga sampai disitu aja, setelah ini masih banyak korban yang berjatuhan karena dijedotin kepalanya ke tembok oleh si Ipan dan masih aja ga ada yang jeraaa, semuanya pada ketawa setelahnya...
tinggal aku aja yang ga berenti dibuat deg-degan ngadepin mr.bean junior ini :")

Berbagai cara aku lakuin buat ngalihin perhatian si Ipan.
Aku ajak aja dia ke kursi depan buat dijauhin sama yang lain sebelum aku dibuat jantungan karena melihat lebih banyak korban kepala yang akan dijedotin ke tembok kelas....
Aku minta gambarin mobil lah, aku komentarin gambarannya lah, aku ketawain nilai-nilai yang ada dibuku dia yang kesemuanya nol lahh... Dan untungnya dia nurut sama akuuu...

Disisi lain si Asni masih terus tabah mengajar menyanyi...

Ada seorang anak laki-laki yang aku kasih handsanitizer karena tangannya kotor banget, 
tak lama kemudian semua anak dikelas itu pada nyerbu ke aku semua karena pengen juga...
Akhirnya semua anak aku kasih secara bergilir sampai mau habiss...
Yakali handsanitizer nya dijadiin handbody lotion sama mereka
Cuma ada satu anak yang ga mau... dia Ipan...

Sebelum pulang kami mau photo bareng sama anak-anak di kelas ini...
Setelah susah-susah mengatur barisan anak-anak tadi dan butuh waktu yang ga sebentar juga...
Aku dan Asni harus menghela nafas lagi...
Si Ipan datang menghancurkan barisan dengan menabrakkan dirinya ke anak-anak yang lain :")
Beberapa anak laki-laki langsung cemberut dan tidak mood alias ngambek, dan beberapa anak perempuan yang terlihat pasrah....
Pada akhirnya kami jadi poto jugaa, dengan aku pegangin terus pundak nya si Ipan ini agar diem.

Sayang banget poto-poto kami kemaren sudah hilang bersama hp ku jadi ga bisa diliatin deh.

Kelas yang kami bimbing udah pulang duluan, jadinya aku dan Asni nunggu yang lain selesai ngajar dulu di kelas 4, 5 dan 6.
Di lapangan sekolah ternyata masih ada si Ipan yang belum pulang dan dia curi-curi pandang kepada aku -_-
Ketika aku samperin dia ngejauh,
Aku balik lagi, dia ngedeketin lirik-lirik ke aku,
Aku kejar lagi, dia kabur...
Aku balik, dia ngedeket -_-
Iya aja siang-siang main kejar-kejaran di lapangan diliatin anak-anak yang lain :")
Akhirnya aku lambaiin tangan ke arah nya...

Daadaaah Ipan ku sayang....
Kamu emang menyebalkan tapi bikin kangen juga -_-


Poto anak-anak kelas 3